Desekolahkan Masyarakat dalam Bingkai Pikir Ivan Illich
Senin, 21 Juli 2025 13:59 WIB
Gagasan utama Illich adalah "deschooling society", yakni sebuah masyarakat tanpa sekolah. Bukan masyarakat tanpa belajar,
***
Dalam banyak masyarakat, sekolah dianggap sebagai tiket menuju kemajuan. Setiap anak didorong masuk sekolah, lalu mengejar ijazah. Tapi, apakah sekolah benar-benar mendidik, atau justru membatasi? Ivan Illich, seorang pemikir radikal asal Austria, mengkritik bahwa sekolah telah menjadi lembaga yang merampas kemandirian belajar manusia.
Sekolah modern tidak lagi menjadi tempat berkembangnya rasa ingin tahu. Ia berubah menjadi sistem penyaringan, pemeringkatan, dan pengendalian. Illich menyebut bahwa sekolah bukan hanya gagal, tapi merusak: ia membatasi potensi belajar hanya dalam ruang-ruang sempit yang diawasi dan diukur oleh sistem.
Gagasan utama Illich adalah deschooling society, yakni sebuah masyarakat tanpa sekolah. Bukan masyarakat tanpa belajar, tapi masyarakat yang membebaskan belajar dari monopoli sekolah.
Sekolah telah menciptakan hierarki sosial berdasarkan sertifikat. Ijazah bukan lagi bukti kemampuan, tapi penentu status. Illich menyoroti bahwa pendidikan telah disamakan dengan persekolahan. Siapa yang tidak sekolah, dianggap tidak berpendidikan.
Kurikulum yang seragam menghapus keberagaman cara belajar. Nilai yang diukur angka justru mengerdilkan proses. Guru menjadi penguasa kelas, bukan pemandu belajar. Siswa belajar untuk ujian, bukan untuk hidup.
Kasta pendidikan tercipta. Yang bersekolah di institusi elite dianggap lebih unggul. Yang belajar dari pengalaman hidup dianggap tidak sah. Maka pendidikan kehilangan makna humanistiknya.
Illich menawarkan alternatif: jaringan belajar mandiri (learning webs). Dalam sistem ini, siapa pun bisa belajar dari siapa pun. Ilmu tidak dimonopoli oleh guru, kurikulum, atau institusi. Setiap individu menjadi pembelajar aktif yang mencari sendiri sumber pengetahuannya.
Dengan teknologi digital, konsep ini semakin relevan. Komunitas belajar online, kursus terbuka, video edukatif, dan forum diskusi membuktikan bahwa belajar bisa terjadi di luar sekolah. Yang dibutuhkan adalah motivasi, akses, dan kebebasan.
Illich percaya bahwa anak-anak belajar paling baik ketika mereka tertarik. Maka sistem harus memungkinkan keterlibatan, bukan paksaan. Belajar dari kehidupan sehari-hari lebih bermakna dibanding belajar dari papan tulis.
Jaringan belajar bukan sistem tanpa aturan, tapi sistem yang berlandaskan kebutuhan dan minat individu. Ia bersifat horisontal, bukan vertikal. Tidak ada murid tetap, tidak ada guru tetap, hanya pertukaran pengetahuan berdasarkan kebersamaan.
Ada banyak komunitas yang sudah menjalani pendidikan di luar sekolah formal: homeschooling, unschooling, dan pendidikan alternatif berbasis komunitas. Mereka membuktikan bahwa manusia bisa belajar tanpa sekolah.
Anak-anak yang belajar di rumah dengan panduan orang tua atau mentor bisa lebih merdeka memilih topik, waktu, dan cara belajar. Mereka tidak dikurung oleh jadwal atau nilai. Mereka lebih banyak mengeksplorasi, berimajinasi, dan mencipta.
Pendidikan berbasis proyek dan pengalaman, seperti di komunitas kreatif atau bengkel keterampilan, jauh lebih kontekstual. Orang belajar karena ingin, bukan karena harus. Illich ingin model ini diperluas, diakses oleh siapa saja.
Zaman digital membuka peluang baru untuk belajar. Anak-anak bisa belajar coding dari YouTube, desain grafis dari forum, bahkan sejarah dari podcast. Pembelajaran menjadi desentralistik, sesuai minat, dan lintas batas.
Illich mengimpikan sebuah platform terbuka tempat siapa saja bisa menawarkan atau mencari bimbingan belajar. Seperti pasar pengetahuan: bebas, organik, dan interaktif. Teknologi hari ini sebenarnya sudah sangat dekat dengan ide itu.
Tantangannya adalah mengubah cara pandang masyarakat: bahwa belajar tidak harus dari sekolah, guru tidak harus bergelar, dan belajar tidak harus diawali oleh kurikulum.
Deschooling bukan berarti menolak pendidikan, tapi menolak monopoli pendidikan oleh sekolah. Illich ingin mengembalikan proses belajar ke tangan masyarakat. Pendidikan adalah hak setiap orang untuk menemukan makna dan keterampilan dalam hidupnya.
Masyarakat masa depan yang cerdas bukanlah masyarakat yang bergantung pada gedung sekolah, tetapi yang mampu menciptakan sistem belajar fleksibel, kontekstual, dan humanistik. Di sana, pengetahuan lahir dari kolaborasi, bukan dari perintah. Kreativitas muncul dari kebebasan, bukan paksaan.
Pendidikan bukanlah jalan satu arah, tapi percabangan yang luas. Dan setiap orang berhak menentukan jalannya sendiri. Illich menyerukan revolusi kultural dalam pendidikan: bukan reformasi sistem, tapi dekonstruksi paradigma.
Dalam dunia yang serba cepat dan berubah, pendidikan harus lentur. Deschooling adalah jalan menuju masa depan yang memberi tempat pada keunikan, minat, dan potensi setiap individu.
Sekolah telah mencetak murid-murid yang seragam. Tapi dunia membutuhkan manusia yang unik. Pendidikan sejati adalah yang membebaskan, bukan yang mengatur.
Ivan Illich mengajak kita untuk membayangkan dunia tanpa sekolah, tapi penuh dengan pembelajar. Dunia di mana rasa ingin tahu tidak dibunuh oleh jadwal pelajaran. Dunia di mana setiap orang bisa belajar kapan saja, dari siapa saja, dan tentang apa saja.
Karena belajar adalah hak, bukan hak istimewa.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Kabar Kenaikan Gaji PNS 2025
6 jam lalu
Desekolahkan Masyarakat dalam Bingkai Pikir Ivan Illich
Senin, 21 Juli 2025 13:59 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler